NAMA :
FIRMA NURAWALIA
NPM :
14214277
KELAS :
4EA33
MATKUL : KOMUNIKASI BISNIS
KEGAGALAN
KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERUSAHAAN
(STUDI
KASUS)
Dalam
berlangsungya kegiatan suatu organisasi pastinya akan melibatkan banyak
individu karena pada dasarnya organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai
bersama. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, didalam organisasi terjadi
interaksi antar anggotanya diseluruh lini. Atau dapat dikatakan sebagai sebuah
interaksi. Interaksi adalah proses yang melibatkan komunikasi dengan seseorang
atau lebih.
Komunikasi sendiri merupakan
suatu penyampaian informasi baik berupa pesan, ide, maupun gagasan kepada pihak
lain agar terjadi saling terpengaruhi diantara keduanya. Biasanya komunikasi
dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan / verbal ( kata-kata ) maupun bahasa
isyarat / non-verbal ( missal senyum ). Beberapa komponen komunikasi antara
lain sebagai berikut:
©
Pengirim, adalah pihak yang mengirimkan pesan.
©
Pesan, adalah isi atau maksud yang ingin disampaikan
pada pihak lain.
©
Saluran, adalah media penyampaian pesan kepada pihak
lain.
©
Penerima, adalah pihak yang menerima pesan dari
pengirim.
©
Umpan balik ( feed back ), adalah tanggapan yang
diperoleh dari pesan yang disampaikan.
©
Protocol, aturan yang disepakati dalam menjalankan
komunikasi.
Didalam suatu organisasi,
komunikasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam usaha untuk mencapai
suatu tujuan ( goal line ). Atau bahkan sebuah komunikasi dapat dianalogikan
sebagai sebuah pilar penopang utama organisasi. Karena hampir seluruh kegiatan
dari organisasi berlangsung melalui komunikasi antar anggotanya. Salah
komunikasi ( mis communication ) dapat menjadi masalah besar bagi suatu
organisasi karena dapat merusak rencana organisasi kedepannya.
Salah komunikasi (
mis communication ) adalah proses penyampaian informasi baik berupa pesan, ide,
maupun gagasan kepada pihak lain, akan tetapi disini terjadi perbedaan
pengertian antara satu pihak dengan pihak lainnya mengenai informasi yang
dimaksud. Banyak hal yang membuat mis communication ini terjadi, misalnya
sebagai berikut:
1.
Proses penyampaian informasi yang tidak efektif.
Terkadang pengirim
memiliki kesulitan dalam menentukan cara terbaik untuk penyampaian pesan kepada
penerima, sehingga pesan ditafsirkan salah oleh kedua belah pihak.
2.
Ambiguitas informasi, sehingga membuat adanya
perbedaan tafsiran antara kedua belah pihak ( pengirim dan penerima ).
Artinya informasi
ataupun pesan yang disampaikan ditafsirkan berbeda antara penerima dan pengirim
sehinga tanggapan yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.
Kurang cakapnya penerima dalam menguasai informasi
yang disampaikan.
Dalam suatu penyampaian informsasi, penerima dituntut mampu menafsirkan dengn tepat maksud dari informasi atau pesan yang diterimanya.
Dalam suatu penyampaian informsasi, penerima dituntut mampu menafsirkan dengn tepat maksud dari informasi atau pesan yang diterimanya.
4.
Adanya keenganan penerima bertanya kembali mengenai
pesan yang disampaikan.
Dalam beberapa hal, terkadang penerima pesan sangat enggan bertanya sekali lagi untuk memastikan maksud informasi yang disampaikan oleh pengirim, salah penyebabnya adalah karena penerima merasa sudah yakin mengerti apa yang dimaksudkan pesan dari pengirim.
Dalam beberapa hal, terkadang penerima pesan sangat enggan bertanya sekali lagi untuk memastikan maksud informasi yang disampaikan oleh pengirim, salah penyebabnya adalah karena penerima merasa sudah yakin mengerti apa yang dimaksudkan pesan dari pengirim.
Kegagalan dalam
berkomunikasi atau mis communication secara tidak langsung juga dapat membuat
keefektivitasan kerja suatu organisasi menjadi menurun, sehingga waktu kerja
organisasi jadi berkurang ( terbuang ). Misalnya, Seorang atasan memberi tugas
kepada dua orang bawahannya, tetapi hanya satu bawahan yang mengerti maksud
dari tugas itu, sedangkan yang satu lagi menafsirkan tugasnya sama dengan
bawahan pertama. Sehingga mereka pun mengerjakan tugas yang sama. Dari hal
tersebut dapat dilihat jika mis communication membuat pembagian kerja menjadi
tidak teratur sehingga menurunkan efektivitas kerja organisasi.
Kegagalan dalam
berkomunikasi atau mis communication dalam suatu organisasi mutlak dapat
terjadi, sekarang tinggal bagaimana suatu organisasi mengantisipasi dan
meminimalisir akan hal tersebut pada antar lini organisasinya, sehingga dampak
yang ditimbulkan oleh mis communication ini tidak terlalu buruk bagi
organisasi.
Kegagalan dalam berkomunikasi atau yang umum disebut
dengan istilah miskomunikasi banyak terjadi di mana-mana, contohnya dalam dunia
bisnis. Kasus miskomunikasi dalam dunia bisnis sendiri menjadi hal yang wajar
pada masa kini, sering kita menyaksikan berita di televisi atau saat membaca
koran ada saja berita tentang kesalahpahaman karyawan kepada atasan yang
mengakibatkan mangkir kerja atau bahkan berunjuk rasa kepada atasan.
CONTOH KASUS
KEGAGALAN KOMUNIKASI
Seperti halnya
pada kasus berita “ 3000 karyawan PT Freeport tidak lagi bekerja dan dianggap
mengundurkan diri secara sukarela lantaran mangkir kerja dan berunjuk rasa”
berikut ini.
PT Freeport Indonesia, bergerak
dalam bidang ekspor konsentrat tembaga mengalami permasalahan antara perusahaan
dan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan adanya miskomunikasi
antara perusahaan dengan karyawan yaituSebanyak 3000 karyawan
berunjuk rasa menganggap perusahaan memutuskan hubungan kerja tetapi
kebenarannya 3000 karyawan tersebut mangkir kerja selama 5 hari berturut-turut
dan pihak perusahaan sudah memanggil karyawan yang bersangkutan untuk dimintai
penjelasan tetapi tidak ada respon dalam perjanjian kerja bersama hal itu
dianggap mengundurkan diri secara sukarela.
Ribuan karyawan PT Freeport di
Timika, Papua menolak kebijakan merumahkan perkerja dan tak memberikan sanksi
terhadap pekerja yang meninggalkan lokasi tambang. Pihak perusahaan membenarkan
adanya sekitar 2000 karyawan dirumahkan akibat berkurangnya aktivitas produksi
konsentrat tembaga perusahaan dalam beberapa bulan terakhir hal ini diakibatkan
terbitnya larangan ekspor konsentrat berdasarkan PP No 1 tahun 2017 dan
PT Freeport tidak diizinkan mengekspor konsentrat tembaga dengan status operasi
Kontrak Karya (KK) tetapi perusahaan tersebut dapat mengekspor konsentrat
tembaga jika mengubah status operasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK) dan membangun smelter.
Dalam kasus ini kita dapat
melihat miskomunikasi antara pihak perusahaan dan karyawan yang berdampak
buruk bagi kelangsungan bisnis perusahaan untuk itu sebaiknya kasus
miskomunikasi atau kesalahpahaman dihindari .
ANALISIS KASUS
Miskomunikasi yang ada pada kasus di atas adalah :
pada kasus PT Freeport Indonesia
dan Karyawan terjadi kesalahpahaman karena yaitu 3000 karyawan berunjuk
rasa menganggap perusahaan memutuskan hubungan kerja tetapi sebenarnya 3000
karyawan tersebut mangkir kerja selama 5 hari berturut-turut dan pihak
perusahaan sudah memanggil karyawan yang bersangkutan untuk dimintai penjelasan
tetapi tidak ada respon dalam perjanjian kerja bersama hal itu dianggap
mengundurkan diri secara sukarela.
Pihak perusahaan membenarkan
adanya sekitar 2000 karyawan dirumahkan akibat berkurangnya aktivitas produksi
konsentrat tembaga perusahaan dalam beberapa bulan terakhir hal ini diakibatkan
terbitnya larangan ekspor konsentrat berdasarkan PP No 1 tahun 2017 dan PT
Freeport tidak diizinkan mengekspor konsentrat tembaga dengan status operasi
Kontrak Karya (KK) tetapi perusahaan tersebut dapat mengekspor konsentrat
tembaga jika mengubah status operasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK) dan membangun smelter.
CARA
PENYELESAIAN KASUS
Pada kasus diatas menurut saya
ada beberapa cara yang dapat digunakan sebagai penyelesaian, antara lain
sebagai berikut:
1. Membentuk suatu
sistem informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi.
2. Sebaiknya untuk
selanjutnya membuat surat peringatan/teguran kepada karyawan yang mangkir
kerja tersebut dan mengingatkan kembali perjanjian kerja bersama yang telah
karyawan tersebut tanda tangani.
3. Buatlah komunikasi
dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis untuk mengurangi
masalah lapangan misalnya membuat rapat rutin membahas permasalahan
berkurangnya aktivitas produksi konsentrat tembaga yang disebabkan akibat
larangan ekspor konsentrat dan tidak membangun smelter untuk mencari solusi
yang terbaik terhadap masalah ini.
4. Membuat sanksi bagi
karyawan yang meninggalkan lokasi tambang.
5. Perusahaan sebaiknya
cepat mengubah status operasi Kontrak Kerja menjadi status operasi menjadi Izin
Usaha Pertambangan Khusus dan membangun smelter sehingga perusahaan dapat
mengekspor konsentrat tembaga dan perusahaan dapat kembali meningkatkan
produksi dan membuka lapangan bagi masyarakat.
6. Melakukan perundingan
antara pihak pimpinan perusahaan dan para karyawan yang akan di PHK.
Perundingan tersebut dilakukan dengan tujuan dapat memperoleh keputusan yang
optimal, yakni apabila tetap melakukan PHK maka para karyawan harus dipenuhi
terlebih dahulu haknya seperti halnya uang pesangon sisa mereka bekerja. Namun
apabila keputusan untuk melakukan PHK dibatalkan maka tempatkan kembali para
karyawan di posisi kerja mereka masing-masing dan berikan motivasi kepada
setiap pekerja agar dapat kembali bekerja secara maksimal agar dapat memajukan
perusahaan.
7. Beri pelatihan dalam
hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan
pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan
meminimalkan masalah dalam hal komunikasi biasanya masalah timbul karena
lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya
yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang
tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi
lingkungan juga harus di perhatikan.
KESIMPULAN
Dari contoh kasus diatas menggambarkan bahwa
miskomunikasi dalam suatu organisasi mutlak dapat terjadi, sekarang tinggal
bagaimana suatu organisasi mengantisipasi dan meminimalisir akan hal tersebut
pada antar lini organisasinya, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh
miskomunikasi ini tidak terlalu buruk bagi organisasi.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, 8 Juni 2017.
Ribuan Karyawan Terdampak, hlm.18.
http://larasdewilaras.blogspot.co.id/2015/10/contoh-kasus-komunikasi-dalam-dunia.html?m=1
http://filicia1519210035ak72.blogspot.co.id/2017/10/makalah-miskomunikasi-dalam-organisasi.html
http://filicia1519210035ak72.blogspot.co.id/2017/10/makalah-miskomunikasi-dalam-organisasi.html