Selasa, 16 Januari 2018

KOMUNIKASI BISNIS (TUGAS 3)

NAMA        : FIRMA NURAWALIA
NPM           : 14214277
KELAS       : 4EA33
MATKUL   : KOMUNIKASI BISNIS


KEGAGALAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERUSAHAAN
(STUDI KASUS)



Dalam berlangsungya kegiatan suatu organisasi pastinya akan melibatkan banyak individu karena pada dasarnya organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai bersama. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, didalam organisasi terjadi interaksi antar anggotanya diseluruh lini. Atau dapat dikatakan sebagai sebuah interaksi. Interaksi adalah proses yang melibatkan komunikasi dengan seseorang atau lebih.

Komunikasi sendiri merupakan suatu penyampaian informasi baik berupa pesan, ide, maupun gagasan kepada pihak lain agar terjadi saling terpengaruhi diantara keduanya. Biasanya komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan / verbal ( kata-kata ) maupun bahasa isyarat / non-verbal ( missal senyum ). Beberapa komponen komunikasi antara lain sebagai berikut:
©      Pengirim, adalah pihak yang mengirimkan pesan.
©      Pesan, adalah isi atau maksud yang ingin disampaikan pada pihak lain.
©      Saluran, adalah media penyampaian pesan kepada pihak lain.
©      Penerima, adalah pihak yang menerima pesan dari pengirim.
©      Umpan balik ( feed back ), adalah tanggapan yang diperoleh dari pesan yang disampaikan.
©      Protocol, aturan yang disepakati dalam menjalankan komunikasi.

Didalam suatu organisasi, komunikasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan ( goal line ). Atau bahkan sebuah komunikasi dapat dianalogikan sebagai sebuah pilar penopang utama organisasi. Karena hampir seluruh kegiatan dari organisasi berlangsung melalui komunikasi antar anggotanya. Salah komunikasi ( mis communication ) dapat menjadi masalah besar bagi suatu organisasi karena dapat merusak rencana organisasi kedepannya.



Gambar Ilustrasi Mis Communication

Salah komunikasi ( mis communication ) adalah proses penyampaian informasi baik berupa pesan, ide, maupun gagasan kepada pihak lain, akan tetapi disini terjadi perbedaan pengertian antara satu pihak dengan pihak lainnya mengenai informasi yang dimaksud. Banyak hal yang membuat mis communication ini terjadi, misalnya sebagai berikut:
1.      Proses penyampaian informasi yang tidak efektif.
Terkadang pengirim memiliki kesulitan dalam menentukan cara terbaik untuk penyampaian pesan kepada penerima, sehingga pesan ditafsirkan salah oleh kedua belah pihak.
2.      Ambiguitas informasi, sehingga membuat adanya perbedaan tafsiran antara kedua belah pihak ( pengirim dan penerima ).
Artinya informasi ataupun pesan yang disampaikan ditafsirkan berbeda antara penerima dan pengirim sehinga tanggapan yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.      Kurang cakapnya penerima dalam menguasai informasi yang disampaikan.
Dalam suatu penyampaian informsasi, penerima dituntut mampu menafsirkan dengn tepat maksud dari informasi atau pesan yang diterimanya.
4.      Adanya keenganan penerima bertanya kembali mengenai pesan yang disampaikan.
Dalam beberapa hal, terkadang penerima pesan sangat enggan bertanya sekali lagi untuk memastikan maksud informasi yang disampaikan oleh pengirim, salah penyebabnya adalah karena penerima merasa sudah yakin mengerti apa yang dimaksudkan pesan dari pengirim.

Kegagalan dalam berkomunikasi atau mis communication secara tidak langsung juga dapat membuat keefektivitasan kerja suatu organisasi menjadi menurun, sehingga waktu kerja organisasi jadi berkurang ( terbuang ). Misalnya, Seorang atasan memberi tugas kepada dua orang bawahannya, tetapi hanya satu bawahan yang mengerti maksud dari tugas itu, sedangkan yang satu lagi menafsirkan tugasnya sama dengan bawahan pertama. Sehingga mereka pun mengerjakan tugas yang sama. Dari hal tersebut dapat dilihat jika mis communication membuat pembagian kerja menjadi tidak teratur sehingga menurunkan efektivitas kerja organisasi.

Kegagalan dalam berkomunikasi atau mis communication dalam suatu organisasi mutlak dapat terjadi, sekarang tinggal bagaimana suatu organisasi mengantisipasi dan meminimalisir akan hal tersebut pada antar lini organisasinya, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh mis communication ini tidak terlalu buruk bagi organisasi.

Kegagalan dalam berkomunikasi atau yang umum disebut dengan istilah miskomunikasi banyak terjadi di mana-mana, contohnya dalam dunia bisnis. Kasus miskomunikasi dalam dunia bisnis sendiri menjadi hal yang wajar pada masa kini, sering kita menyaksikan berita di televisi atau saat membaca koran ada saja berita tentang kesalahpahaman  karyawan kepada atasan yang mengakibatkan mangkir kerja atau bahkan berunjuk rasa kepada atasan.



CONTOH KASUS KEGAGALAN KOMUNIKASI

Seperti halnya pada kasus berita “ 3000 karyawan PT Freeport tidak lagi bekerja dan dianggap mengundurkan diri secara sukarela lantaran mangkir kerja dan berunjuk rasa” berikut ini.

PT Freeport Indonesia, bergerak dalam bidang ekspor konsentrat tembaga mengalami permasalahan antara perusahaan dan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan adanya miskomunikasi antara perusahaan dengan karyawan yaituSebanyak  3000  karyawan berunjuk rasa menganggap perusahaan memutuskan hubungan kerja tetapi kebenarannya 3000 karyawan tersebut mangkir kerja selama 5 hari berturut-turut dan pihak perusahaan sudah memanggil karyawan yang bersangkutan untuk dimintai penjelasan  tetapi tidak ada respon dalam perjanjian kerja bersama hal itu dianggap mengundurkan diri secara sukarela.

Ribuan karyawan PT Freeport di Timika, Papua menolak kebijakan merumahkan perkerja dan tak memberikan sanksi terhadap pekerja yang meninggalkan lokasi tambang. Pihak perusahaan membenarkan adanya sekitar 2000 karyawan dirumahkan akibat berkurangnya aktivitas produksi konsentrat tembaga perusahaan dalam beberapa bulan terakhir hal ini diakibatkan terbitnya larangan ekspor konsentrat berdasarkan PP No 1 tahun 2017  dan PT Freeport tidak diizinkan mengekspor konsentrat tembaga dengan status operasi Kontrak Karya (KK) tetapi perusahaan tersebut dapat mengekspor konsentrat tembaga jika mengubah status operasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan membangun smelter.

Dalam kasus ini kita dapat melihat miskomunikasi  antara pihak perusahaan dan karyawan yang berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis perusahaan untuk itu sebaiknya kasus miskomunikasi atau kesalahpahaman dihindari .



ANALISIS KASUS

Miskomunikasi yang ada pada kasus di atas adalah :

pada kasus PT Freeport Indonesia dan Karyawan terjadi kesalahpahaman  karena yaitu 3000 karyawan berunjuk rasa menganggap perusahaan memutuskan hubungan kerja tetapi sebenarnya 3000 karyawan tersebut mangkir kerja selama 5 hari berturut-turut dan pihak perusahaan sudah memanggil karyawan yang bersangkutan untuk dimintai penjelasan  tetapi tidak ada respon dalam perjanjian kerja bersama hal itu dianggap mengundurkan diri secara sukarela.

Pihak perusahaan membenarkan adanya sekitar 2000 karyawan dirumahkan akibat berkurangnya aktivitas produksi konsentrat tembaga perusahaan dalam beberapa bulan terakhir hal ini diakibatkan terbitnya larangan ekspor konsentrat berdasarkan PP No 1 tahun 2017 dan PT Freeport tidak diizinkan mengekspor konsentrat tembaga dengan status operasi Kontrak Karya (KK) tetapi perusahaan tersebut dapat mengekspor konsentrat tembaga jika mengubah status operasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan membangun smelter.



CARA PENYELESAIAN KASUS

Pada kasus diatas menurut saya ada beberapa cara yang dapat digunakan sebagai penyelesaian, antara lain sebagai berikut:
1.      Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi.
2.      Sebaiknya untuk selanjutnya membuat surat peringatan/teguran  kepada karyawan yang mangkir kerja tersebut dan mengingatkan kembali perjanjian kerja bersama yang telah karyawan tersebut tanda tangani.
3.      Buatlah komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis untuk mengurangi masalah lapangan misalnya membuat rapat rutin membahas permasalahan berkurangnya aktivitas produksi konsentrat tembaga yang disebabkan akibat larangan ekspor konsentrat dan tidak membangun smelter untuk mencari solusi yang terbaik terhadap masalah ini.
4.      Membuat sanksi bagi karyawan yang meninggalkan lokasi tambang.
5.      Perusahaan sebaiknya cepat mengubah status operasi Kontrak Kerja menjadi status operasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus dan membangun smelter sehingga perusahaan dapat mengekspor konsentrat tembaga dan perusahaan dapat kembali meningkatkan produksi dan membuka lapangan bagi masyarakat.
6.      Melakukan perundingan antara pihak pimpinan perusahaan dan para karyawan yang akan di PHK. Perundingan tersebut dilakukan dengan tujuan dapat memperoleh keputusan yang optimal, yakni apabila tetap melakukan PHK maka para karyawan harus dipenuhi terlebih dahulu haknya seperti halnya uang pesangon sisa mereka bekerja. Namun apabila keputusan untuk melakukan PHK dibatalkan maka tempatkan kembali para karyawan di posisi kerja mereka masing-masing dan berikan motivasi kepada setiap pekerja agar dapat kembali bekerja secara maksimal agar dapat memajukan perusahaan.
7.      Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi lingkungan juga harus di perhatikan.



KESIMPULAN

Dari contoh kasus diatas menggambarkan bahwa miskomunikasi dalam suatu organisasi mutlak dapat terjadi, sekarang tinggal bagaimana suatu organisasi mengantisipasi dan meminimalisir akan hal tersebut pada antar lini organisasinya, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh miskomunikasi ini tidak terlalu buruk bagi organisasi.



LAMPIRAN



DAFTAR PUSTAKA

Kompas, 8 Juni 2017. Ribuan Karyawan Terdampak, hlm.18.

http://larasdewilaras.blogspot.co.id/2015/10/contoh-kasus-komunikasi-dalam-dunia.html?m=1
http://filicia1519210035ak72.blogspot.co.id/2017/10/makalah-miskomunikasi-dalam-organisasi.html

Sabtu, 11 November 2017

TUGAS KELOMPOK KOMUNIKASI BISNIS

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS
PERENCANAAN PESAN – PESAN BISNIS






Dosen :Rini Dwiastutiningsih
Mata Kuliah Komunikasi Bisnis
Kelas: 4EA33
Disusun oleh:
Kelompok 4



1.      Afaf Nur Afifah                                                    (10214369)
2.      Dewi Widiawati                                                   (12214893)
3.      Firma Nurawalia                                                 (14214277)
4.      Lidya Kalinda                                                       (16214067)
5.      Muhammad Irvan Farizky                                  (17214372)
6.      Raihan Hudaya                                                    (18214828)
7.       Radhitya Sena Putra                                          (18214718)




UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI


2017


__________________________


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Bisnis dengan tema “Perencanaan Pesan Pesan Bisnis”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berkontrubusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih ada kekurangan baik dari segi sususan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran maupun kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Komunikasi Bisnis dengan tema “Perencanaan Pesan Pesan Bisnis” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Bekasi, 11 November 2017

Penulis


_______________________________________



DAFTAR ISI
COVER MAKALAH
KATA PENGANTAR…........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………..2
BAB I PEMBAHASAN
Ø  A. PROSES PENYUSUNAN PESAN........…………………………………..…………..………………3
Ø  B. PENENTUAN TUJUAN……………………………………………………..…….........……...........…4
Ø  C. ANALISIS PENERIMA PESAN..…………………................……………..….…………….........…5
Ø  D. PENENTUAN IDE POKOK…….....………………………………………….………………….........6
Ø  E. SELEKSI SALURAN DAN MEDIA.........……....……………………………………………………8
BAB II PENUTUP
Ø  KESIMPULAN…………………………………………………….………………….....………….....…......10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….....………….....……….……...11





 _______________________________________



BAB I
PEMBAHASAN

A.     PROSES PENYUSUNAN PESAN

Menyusun pesan bisnis yang menarik perhatian, mudah dibaca, dan mudah dipahami memerlukan kreativitas. Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis umumnya terdiri atas tiga tahap sederhana, yaitu :

1.     Perencanaan Pesan
Dalam tahap ini, ditentukan hal – hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan dikomunikasikan. Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi :
1.      Penentuan tujuan
2.      Analisis audiens
3.      Penentuan ide pokok
4.      Pemilihan saluran dan media

2.     Penyusunan Pesan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gaasan dituangkan ke dalam pesan tertulis. Tahap itu meliputi dua kegiatan, yaitu :
1.      Mengorganisasikan pesan
2.      Memformulasikan pesan
3.      Revisi Pesan Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang diungkapkan sudah memadai. Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan adalah :
·         Menyunting pesan
·         Menulis ulang
·         Memproduksi pesan
·         Mencetak pesan

B.     PENENTUAN TUJUAN BISNIS

Pesan bisnis dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Pesan-pesanyang di sampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu menjaga danmeningkatkan citra perusahaan. Untuk dapat menciptakan good will, setiap pesan bisnis hendaknya memiliki tujuan yang jelas, dapat di ukur, dan tidak bertentangan dengan tujuan organisasi. Ada tiga tujuan unum komunikasi bisnis, yaitu :

1.     Memberi Informasi (informing)
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin suatu perusahaan membutuhkan bebebrapa pegawai baru yang akan di tempatkan

2.     Membujuk atau persuasi (persuading)
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan bener. Hal ini sering dilakukan, terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan orang lain dalam bisnis.

3.     Melakukan kerjasama atau kolaborasi (kolaborating)
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Malalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerjasama bisnis, baik dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing.


CARA MENGUJI TUJUAN
1.     Apakah Tujuan Tersebut Realistis?
Tujuan yang disampaikan hendaknya realistis, dalam arti bahwa ide-ide atau gagasan yang hendak disampaikan sesuai dengan kemampuan yang ada. Seperti kemampuan financial, manajerial, sumber daya dan teknis operasional.


2.     Apakah Waktunya Tepat?
Dalam menyampaikan suatu idea tau gagasan, hendaknya dipertimbangkan ketepatan waktu.
3.     Apakah Orang Yang Mengirimkan Pesan Sudah Tepat?
Ketidaktepatan dalam menentukan siapa yang layak menyampaikan suatu pesan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian suatu pesan.
4.     Apakah Tujuannya Selaras Dengan Tujuan Organisasi Perusahaan?
Tujuan penyampaian suatu pesan hendaknya mengacu pada tujuan organisasi secara keseluruhan.


C.      ANALISIS PENERIMA PESAN

Analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan, audiens dalam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima. Analisis dengan cara:

1.     Mengembangkan Profil Audiens
Analisis terhadap Audiens yang sudah dikenal biasanya relatif lebih mudah dilakukan tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikrim kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa diperkirakan.

2.     Mengenali Penerima Primer
Apabila penerima terdiri dari beberapa orang, perlu dikenali orang-orang terpenting yang berpengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan.

3.     Menetapkan Jumlah Dan Komposisi Audiens
Jumlah penerima juga memengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang ditujukan hanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang ditujukan kepada banyak orang.

4.     Mengukur Tingkat Pemahaman Audiens
Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama pengirim , maka pada umumnya mereka dianggap memiliki pemahaman yang relatif sama terhadap suatru pesan.

5.     Memperkirakan reaki penerima
Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang diperkirakan akan dilakukan oleh penerima.

6.     Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiens
Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan penerima . Memenuhi kebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis. Ada lima pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis mampu memenuhi kebutuhan informasi audiens, yaitu :
a)     Temukan apa yang ingin diketahui audiens
b)     Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
c)      Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens
d)     Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat
e)     Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens.

7.     Memuaskan kebutuhan emosional dan praktis Audiens
Pesan yang bertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah keyakinan atau perilaku audiens. Hal penting yang harus diingat bahwa pesan bisnis disampaikan kepada audiens yang juga melakukan kegiatan bisnis. Untuk mencapai tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan pendekatan emosional audiens, terstruktur, rasional, serta disusun dengan format yang menarik.


D.     PENENTUAN IDE POKOK

Setiap pesan bisnis mempunyai tema pokok (main theme) yaitu rumusan pokok pembicaraan (topik) beserta tujuan yang ingin dicapai melalui topik tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa antara ide pokok dan topik itu merupakan hal yang berbeda. Topik merupakan subyek yang lebih luas. Sedangkan ide pokok merupakan pernyataan tentang suatu topik yang menjelaskan isi dan tujuan dari topik tersebut.Cara yang dapat digunakan untuk menentukan ide pokok :

1.     Brainstorming
Brainstorming adalah suatu cara menentukan ide pokok dengan membiarkan pikiran secara leluasa untuk mencari berbagai kemungkinan ide pokok, mempertimbangkan tujuan, audience, dan fakta yang ada. Beberapa teknik brainstorming yang dapat digunakan:

1.     Storyteller’s Tour
Hidupkan tape recorder, dan telaah pesan – pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan berkomunikasi, poin utama nada, rasionalitas, dan imlikasi bagi penerima. Dengarkan dengan teliti, dan berlatihlah, sehingga ide pokok dari pesan dapat ditemukan dengan mudah.

2.     Random List
Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran di atas kertas kosong. Selanjutnya, pelajari hubungan antara ide – ide tersebut. Bagilah mereka ke dalam kelompok – kelompok, dan temukan poin yang penting dan yang tidak penting.

3.     Conclusions, Findings, Recommendations (CPR) Worksheet
Jika subjek yang dibahas mencakup pemecahan maslah, gunakanlah suatu worksheet yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan rekomendasi (recommendation) yang akan diberikan.

4.     Journalistic Approach
Pendekatan jurnalistik memberikan poin yang baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok. Jawaban terhadap siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana uang biasanya diajukan dalam pendekatan jurnalistik, akan dapat menjelaskan ide pokok presentasi.

5.     Question and Answer Chain
Pendekatan yang paling baik adalah melihat dari sisi perspektif audience

2.     Petunjuk Atasan
Penentuan ide pokok dapat dilakukan dengan meminta petunjuk dari atasan. Ini banyak terjadi pada perusahaan dengan sistem senioritas dan desentralisasi. Namun cara ini dapat menyita waktu manajer hanya untuk pekerjaan yang sebenarnya dapat didesentralisasikan.

3.     Kebiasaan
Cara yang ketiga dalam menentukan ide pokok adalah berdasar kebiasaan. Apabila perusahaan menghadapi situasi yang sama atau relatif sama, maka akan digunakan suatu ide pokok tertentu. Cara ini mempunyai keterbatasan, yaitu hanya untuk yang situasinya sama atau relatif sama saja.


E.      SELEKSI SALURAN DAN MEDIA

Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat disampaikan melalui dua saluran, yaitu saluran lisan dan tertuis. Pilihan mendasar antara berbicara atau menulis tergantung pada tujuan atau maksud pesan, audiens dan karakteristik dari kedua saluran komunikasi tersebut sebagai berikut:

1.     Saluran Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan saluran yang palinhg banyak di gunakan dalam bisnis, komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang secara langsung (tatap muka), melalui telpon, wawancara, pidato, seminar, pelatihan, dan presentasi bisnis. Saluran itu di sukai karna sederhana, spontan, nyaman, praktis, ekonomis dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memberikan umpan balik (feed back).

2.     Saluran Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis dalam bisnis di buat dalam berbagai bentuk, misalnya surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis duilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan bersahabat, kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang tidak bias di peroleh dengan waktu cepat.

Macam- Macam Komunikasi
·         Komunikasi Lisan :
1.      Anda menginginkan umpan balik segera dari audiens
2.      Pesan anda relative sederhana dan mudah di mengerti
3.      Anda tidak memerlukan catatan permanen
4.       Anda dapat mengumpulkan audiens lebih mudah atau ekonomis
5.      Anda menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah.

¨      Media pada saluran lisan :
1.      Percakapan tatap muka (pidato, rapat, seminar, konferensi)
2.      Telepon, voice mail
3.      Radio, televisi, Computer
4.      Pita audio dan video
5.      Teleconference
6.      Video conference

·         Komunikasi Tertulis :
1.      Anda tidak memerlukan unpan balik segera
2.      Pesan anda sangat rinci, komplek, dan memerlukan perencanaan yang hati-hati
3.      Anda memerlukan catatan permanen
4.      Anda ingin mencapai audiens yang luas
5.      Anda ingin mengurangi distorsi penyampaian pesan.
¨      Media pada saluran tertulis :
1.     Surat, memo, laporan, proposal
2.     Elektronik mail / email
3.     Telepon (sms)
4.      Computer
5.     Faks
6.      Telegram
7.     Pos biasa dan khusus


________________________________


BAB II
KESIMPULAN

Perencanaan pesan-pesan bisnis merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh, dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik akan mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Dalam hal ini, perencanaan pesan-pesan bisnis lebih difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis.



 __________________________________________________
  

DAFTAR PUSTAKA


Drs. Djoko Purwanto, M.B.A. (2011). Komunikasi bisnis.


_______________________________
FIRMA NURAWALIA 
14214277
4EA33