Rabu, 29 Oktober 2014

MANUSIA DAN PENDERITAAN (Tugas 6)

TUGAS 6
A. MANUSIA DAN PENDERITAAN

     DEFINISI PENDERITAAN

            Penderitaan adalah suatu
keadaan dimana kita merasa disakiti baik secara fisik maupun mental. Contoh secara fisik yaitu terkena terkena penyakit, mengalami kecelakaan, dll. Kalau secara mental yaitu mendapat cacian dari orang lain, dikecewakan, dikhianati, ditinggalkan oleh orang yang dikasihi.
            Dalam arti lain penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sengsakerta yaitu dhra artinya menahan atau menanggung. Derita  artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dalam kehidupan manusia sering terjadi seiring berkembangnya kehidupan manusia tersebut. Semakin berkembangnya kehidupan manusia makan akan semakin kompleks juga penderitaan yang akn di hadapi manusia
            Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
            Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya.


     CONTOH PENDERITAAN (PENGALAMAN PRIBADI)

            Penderitaan Firma Nurawalia (2009 – sampai sekarang) seseorang yang kini sudah menjadi mahasiswa gunadarma atas izin allah dan atas didikan orang tua. Saat itu dimana waktu sebentar lagi saya berulang tahun tanggal 29 April, akan tetapi mamah tercinta, mamah yang sangat saya sayangi meninggal dunia. Saat itulah penderitaan terbesar saya. Disusul dengan nenek dan kakek saya dari mamah yang gak lama meninggalkan aku dan keluarga kamu tercinta ini.

            Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
            Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
            Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
            Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
            Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
           
KOMPAS.com - Hermawan (15) duduk termenung di pojok tenda. Tatapannya kosong. Jari tangannya memainkan ujung bajunya. Sesekali wajahnya diarahkan ke luar tenda, seperti mencari sesuatu.

”Saya kehilangan nenek, ibu, dan tiga adik saya. Saya tidak bisa menyelamatkan mereka,” kata Hermawan, korban gempa di Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (4/9).

Khanah (50), nenek Hermawan; Tatin Handayani (35), ibu Hermawan; dan tiga adik Hermawan, yakni Itar Suwandari (11), M Devan (7), dan M Afansah (tiga minggu); tewas tertimbun bebatuan akibat gempa berkekuatan 7,3 skala Richter, Rabu lalu.

Sebelum gempa terjadi, Hermawan dan anggota keluarga yang lain berada di dalam rumah. Ketika gempa, keluarga itu langsung meninggalkan rumah dan lari menuju ke arah sawah.

”Ketika sampai di sawah, saya melihat tebing batu di belakang kami longsor dan langsung menimpa rumah-rumah. Ketika bongkahan-bongkahan batu mengarah kepada kami, kami lari lagi. Namun, hanya saya yang selamat. Mereka tertimbun batu-batu,” kata Hermawan.

Gempa yang terjadi Rabu lalu mengakibatkan 57 warga Desa Cikangkareng dan Desa Pamoyanan tertimbun longsor tebing batu, 21 orang di antaranya sudah ditemukan hingga Jumat siang.

Hermawan sebetulnya baru saja merasakan indahnya berkumpul kembali dengan keluarganya.

Kedua orangtua beserta tiga adiknya tinggal di Jakarta. Menjelang kelahiran adik bungsu Hermawan, ibunya kembali ke kampung. Ayah Hermawan, Anton (40), tetap tinggal di Jakarta, bekerja di sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja ke luar negeri, dan baru kembali ke Cibinong begitu gempa terjadi.

Selain kehilangan keluarga inti, Hermawan juga kehilangan tiga keponakannya. ”Saya sangat sedih. Begitu banyak anggota keluarga saya yang meninggal dengan cara yang mengenaskan,” tutur Hermawan.

Tekanan psikologis akibat kehilangan orang-orang terdekat bukan akhir penderitaan Hermawan. Selama dua malam tinggal di pengungsian, Hermawan tidak bisa tidur. Selain karena masih merasa kehilangan orang-orang yang dicintainya, dingin malam membuat istirahat Hermawan terganggu.

Seperti Hermawan, ratusan pengungsi yang tersebar di sejumlah tenda darurat di Desa Pamoyanan dan Desa Cikangkareng juga mengalami penderitaan lanjutan setelah merasakan tekanan psikologis kehilangan anggota keluarga.

Aroh (35) yang tinggal di tenda pengungsian Cisalak, Desa Cikangkareng, mengaku tersiksa tinggal di pengungsian.

”Kalau siang hari panas sekali, ditambah lagi dengan debu yang beterbangan. Kalau malam juga dingin sekali, apalagi alasnya hanya terpal,” kata Aroh. Sepanjang Kamis, para pengungsi di Cisalak bertahan dengan perbekalan seadanya. Baru sore hari mereka mendapatkan pengiriman bahan makanan.

Mak Cicih diberikan bantuan oksigen karena sesak napas di posko kesehatan di kantor Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/9). Korban gempa yang tinggal di tenda pengungsian mulai mengeluh karena sakit perut, sesak napas, batuk, flu. Beberapa di antaranya pingsan.
Serba darurat

Derita serupa dialami warga Pangalengan, Bandung Selatan. ”Sabar ya, biar cepat sembuh,” ujar Irma Wasilah (43), warga Desa dan Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, kepada Monica (13) yang terbaring lemah tidak berdaya.

Kepalanya yang terluka akibat tertimpa batu bata, saat terjadi gempa, sudah diperban. Ada lima jahitan di kepalanya yang luka itu. Monica hanya terbaring di dalam tenda perawatan posko bencana di kantor Kecamatan Pangalengan.

Ia ditemani keluarganya dan orang lain yang mengalami nasib kurang beruntung saat gempa sekuat 7,3 skala Richter menyapu 12 daerah di Jawa Barat.

”Pengungsi sekarang butuh air bersih. Karena kemarau, sumur warga banyak yang kering dan air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) juga alirannya kecil,” kata Mimin Nurjanah (35), warga Desa Jayapura, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Mimin adalah satu di antara ratusan korban gempa Tasikmalaya yang juga mengungsi dan ditampung di tenda darurat.

Persoalan penting yang tersisa hingga Jumat kemarin adalah kebutuhan air bersih bagi para pengungsi yang belum bisa dipenuhi sepenuhnya meski ada kiriman tiga tangki air dari PDAM per hari.

”Kebutuhan pengungsi yang mendesak memang air, tetapi mobil tangki kami cuma ada tiga. Kami sedang menghitung berapa pastinya kebutuhan mobil tangki untuk dipakai di sini,” kata Atang Kardian, Direktur Umum PDAM Tirta Sukapura, Tasikmalaya.

Selain keperluan air bersih yang mendesak, korban gempa yang tinggal di tenda pengungsian juga memerlukan pelayanan kesehatan. Situasi pancaroba ditambah kondisi yang memaksa mereka untuk tinggal di tenda membuat para pengungsi itu rentan jatuh sakit.

Posko kesehatan darurat ada di Desa Sukasetia, Kecamatan Cisayong. Posko tersebut didirikan di salah satu rumah warga. Perawat di posko tersebut, Rini Sumarni (22), mengatakan, mayoritas pasien yang berobat adalah orang dewasa dan kebanyakan warga yang sakit menderita flu dan batuk.

Meskipun darurat, Saidah dan Rini mengatakan persediaan obat masih mencukupi. Tenaga medis pun siap melayani pasien secara bergantian 24 jam sehari.Dalam keterbatasan yang ada, mereka tetap bekerja untuk para pengungsi. (Didit Putra Erlangga)


     PENYEBAB TIMBULNYA PENDERITAAN

            Jika Diklasifikasikan berdasarkan sebab – sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua, yang pertama yaitu Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, dan yang kedua Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.

1.     Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
            Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut dengan nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku, melainkan Hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang bisa mengubah nasibnya itu. Adapun perbedaan antara nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusia lah penyebabnya.
            Karena Perbuatan buruk antara sesama manusia menyebabkan menderitanya manusia yang lain, contohnya :

            Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang telah ia berikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.

            Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan anaknya.3. Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur – pelacur kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Kaya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.

            Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya pun dapat menimbulkan bagi penderitaan bagi manusia yang lainnya. Tetapi kebanyakan manusia tidak menyadari karena perbuatannya lah yang menimbulkan penderitaan pada manusia yang lainnya. Kebanyakan manusia baru menyadari kesalahannya ketika bencana yang menimbulkan penderitaan bagi manusia yang lainnya itu sudah terjadi. Contohnya :1. Musibah banjir dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian dibabat menjadi lahan tandus dan gundul oleh manusia – manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang / musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan yang mereka derita itu.


            Perbuatan Lalai, mungkin kurang control terhadap tangki – tangki penyimpanan gas – gas beracun dari perusahaan “Union Carbide” di India. Gas – gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas, dan cacat fisik. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.


2.    Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan
            Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia.
            Bebebrapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini :
           
            Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas, dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

            Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun – tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan merawatnya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabarannya dan kepasrahannya kepada Tuha, maka seiring berjalannya waktu Nabi Ayub pun sebuh dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinnya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
           
            Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disevutkan dalam Al – Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar nabi Musa dan para pengikutya menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup lagi dan mereka semua tenggelam.
Pendapat saya:  Dalam masalah ini saya dapat menyimpulkan bawah setiap perbuatan baik buruknya itu pasti ada akibatnya atau berakibat apapun. Perbuatan buruk yang dilakukan seseorang bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga keadaan sekitar. Untuk itu sebelum melakukan sebuah perbuatan kita harus memikirkan matang matang sehingga tidak akan merugikan keadan sekitar.
         
     HUBUNGAN ANTARA PENDERITAAN DAN PERJUANGAN

          Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun "Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi.
           
            Kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
           
            Waspada akan penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar dari penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang - orang besar disekitar kita yang benar - benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.

          Penderitaan kerap kali disebar luaskan dan diumumkan di berbagai media layaknya Surat Kabar, TV, Radio, Internet dengan maksud mengetuk hati kita selaku pembaca dan pendengar media untuk menggerakan rasa empati* rasa kemanusiaan agar dapat turut berbelasungkawa atas penderitaan yang terjadi dan selaku manusia sosial yang saling tolong menolog megggerakan hati kita untuk membantu mereka yang menderita karena bencana, dan penderitaan lainnya.

            Penyebab penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
            Hubungan tidak baik antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang mendasari perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu penderitaan entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku yang mengalami derita.
            Hubungan tidak baik antara manusia dengan Alam yang mengakibatkan bencana, kurangnya kesadaran manusia untuk merawat alam dan bahkan manusia yang sengaja merusak alam dengan Ketamakan hanya karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
            Penderitaan karena cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita melalui suatu cobaan dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan meberikan suatu cobaan diluar kemampuan umat-Nya.

            berbagai pengaruh dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif tergantung dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini, apabila menyikapi secara positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu dengan contoh motto yang telah saya berikan bahwa "Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". jadi dia bisa kuat menghadapi penderitaan da selalu berusaha kuat untuk menghadapi penderitaan.

Lawannya adalah sikap negatif dalam menghadapi penderitaan, ini efek terparahnya yakni penyesalan, minder berlebihan, tidak bahagia, selalu putus asa manusia mudah meyerah dalam hidup dan tidak sedikit yang lebih memilih mati meskipun mati bukanlah cara untuk menyelesaikan penderitaan.

SUMBER REFERENSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar